11 May 2007

Your Gadget, Your Loyal Staff!


Ini cerita dua tahun yang lalu. Sebuah handphone unik diluncurkan di pasar Jepang, saking uniknya handphone itu, media massa menyebutnya sebagai fusi antara teknologi tinggi, teknologi yang bersahabat, serta teknologi yang mendukung efisiensi bekerja karena sifat multi-tasking-nya. Katanya, handphone itu mampu menggantikan banyak peralatan kantor dan pribadi, mudah untuk dipakai berkomunikasi melalui media multi-platformnya, bisa ber-internet-ria, bisa terima dan kirim email, fax, bahkan bisa juga dipakai sebagai radio komunikasi dua arah jarak menengah, bisa dipakai untuk mengawasi suatu lokasi secara visual (surveilance function), merekam pembicaraan bahkan rapat hingga lebih dari satu jam, dan menjadi sekretaris pribadi yang handal.

Di Jepang, orang-orang menyebutnya handphone pintar. Di lain tempat mereka menyebutnya ‘smartphone’, gabungan antara handphone, kamera digital dan PDA (personal digital assistance). Masih katanya, ini bukan sekedar smartphone biasa, karena dengan teknologi ‘push to talk’-nya, handphone ini juga memudahkan cara berkomunikasi tanpa biaya. Saat itu saya memang belum melihat sendiri seperti apa bentuk maupun ketangguhan handphone jenis itu, tetapi saya yakin, inilah teknologi telekomunikasi portabel yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, tepatnya para pebisnis yang tak terlalu kaya raya tetapi sangat menghargai efisiensi dan produktifitas bekerja. Hari ini, cerita soal smartphone dua tahun lalu sudah jadi cerita basi. Smartphone kini berevolusi menjadi ‘Very-Very-Smart Phone’, dan saking cerdasnya jenis handphone itu, banyak yang sudah terlanjur beli lalu menjadi kecewa karena tak begitu tahu bagaimana cara memfungsikannya. So complicated!

Kini komputer memang merambah banyak sendi kehidupan di kota-kota besar. Alat elektronik seperti walkman menjadi ‘terlalu besar’ untuk ukuran jaman sekarang dengan masuknya chip-chip komputer yang berukuran mikro. Yang disebut gadget pun kini makin tak jelas. Peng-kategorian semacam itu tak lagi relevan. Sebuah smartphone ‘push to talk’ misalnya, apakah anda akan mengkategorikannya sebagai handphone, PDA, atau sekedar handy talkie (HT)? Masuknya unsur komputer ke dalam dunia bisnis serta kehidupan pribadi para pebisnis juga telah mengaburkan batas atas siapa-siapa saja yang ‘boleh’ disebut businesman: seorang yang memiliki usaha di gedung mewah beberapa lantai dengan puluhan hingga ratusan karyawan serta unit-unit komputer lengkap dan moderen, ataukan dia yang sendirian menjalankan bisnisnya dari sebuah kamar kost berukuran 3 x 4 meter dengan memakai smartphone di atas, sebuah laptop serta sebuah all-in-one printer kecil? Bagaimana kita bisa membedakannya bila keduanya sama-sama beromset 5 milyar rupiah sebulan?

Bila kita peka terhadap perubahan evolusioner yang seolah tak terbaca jaman tetapi sudah terjadi sejak lebih dari satu dekade lalu, mestinya jangan sampai kita hanya menjadi penonton saja. Era komputer saat ini telah memungkinkan banyak orang menjadi entrepreneur muda di mana puncak sukses mereka dicapai dalam kurun waktu yang relatif singkat, dan semuanya itu dilakukan bersama dengan komputer yang disembunyikan dalam berbagai gadget yang mereka bawa sehari-hari: handphone/ smartphone, PDA, laptop, kamera digital, memory disk, dll.

Bagaimana dengan kita yang hidup dikelilingi oleh gadget-gadget itu? Akankah kita memanfaatkan handphone kita hanya untuk berkirim SMS atau chatting? Bagi yang memiliki PDA, apakah benda-benda pintar itu hanya akan dipakai sebagai kalkulator sekalian pamer saat belanja ke Mal, atau sekedar pemutar musik digital? Mengapa banyak orang memboroskan ratusan ribu rupiah untuk berkirim SMS yang tak perlu, padahal anda bisa berteman dengan banyak orang yang di kemudian hari bisa saja menjadi mitra usaha ataupun klien anda. Sudahkan anda kirim foto produk anda melalui MMS ke calon customer anda?

Memanfaatkan teknologi yang makin murah, makin pintar dan beragam fungsinya memang gampang-gampang susah. Kadang alasan kita membeli sebuah gadget, apapun itu bendanya, hanya karena orang lain ramai-ramai membelinya. Sering terjadi bahwa kita tak tahu mengapa kita memilih gadget-gadget itu selain karena bentuk serta warnanya yang penuh gaya. Kita mungkin melihat gadget sebagai asesoris gaya hidup kita. Konsekuansinya, kita hanya akan jadi konsumtif dengan cara pandang itu.

Bila kita ingin benar-benar menjadi entrepreneur sekaligus ‘free-rider’ di jalan raya informasi dengan memanfaatkan gadget-gadget yang kita miliki, kita pertimbangkan dahulu beberapa hal ini: pertama, kita harus benar-benar tahu apakah gadget itu bisa mendukung rencana serta jalannya bisnis kita, kedua, bila memang perlu dibeli, gadget itu harus benar-benar layak beli: intinya kontribusinya harus jelas, dan ketiga, ikuti terus perkembangan informasi mengenai upgrade yang bisa dilakukan terhadap gadget itu sehingga bisa kita optimalkan fungsinya. Mari kita kupas secara ringkas satu-persatu.

Yang pertama, kita memang harus meluangkan waktu mencari informasi sebanyak mungkin mengenai kebutuhan gadget kita. Bila anda akan bekerja di rumah atau kamar kost, sebuah laptop plus printer all-in-one (printer, scanner, copier) akan lebih cocok karena banyaknya fungsi yang bisa dilakukan serta murahnya biaya pembelian. Atau sebuah PDA yang memiliki konektivitas Bluetooth bisa dipasangkan dengan handphone dengan kemampuan GPRS/ MMS. Dua gadget itu sudah cukup untuk menyusuri alam maya internet, dan kalau ada fasilitas Wi-Fi, tentu akan lebih dahsyat lagi. Dengan banyaknya gadget yang mendukung berbagai jenis fungsi, sekarang ruang kerja bisa dipersempit karena semuanya dibuat serba kecil tetapi makin pintar.

Yang kedua, gadget yang dibeli harus diperhitungkan bahwa ia memiliki kontribusi yang terukur terhadap perkembangan (bisa dibaca: omzet) bisnis kita, sehingga gadget itu boleh dimasukkan sebagai asset, bukan cost. Intinya, gadget itu harus bisa membiayai dirinya sendiri. Yang ketiga, rajin-rajinlah mencari informasi baik itu melalui tabloid, majalah maupun internet mengenai upgrade atau tips-tips yang bisa kita manfaatkan untuk mengoptimalkan atau meng-upgrade gadget anda. Upgrade itu bisa berupa aksesoris tambahan, software ataupun trick-trick yang dilakukan oleh banyak mahasiswa-mahasiswa komputer di seluruh dunia yang membagikan ‘penemuan-penemuan’ mereka secara cuma-cuma kepada siapapun melalui internet. Mari kita jadikan gadget-gadget yang ada di sekitar kita sebagai mitra usaha kita. Jangan terlambat mempertimbangkan, karena pesaing anda mungkin sudah melakukannya setahun-dua tahun lalu. Tanya kenapa? (Majalah SWA Nov. 2006)

No comments: